MHD BERBAGI ILMU
Tanya MHD!
Bagaimana hukumnya menggadaikan SK pasport dalam islam ?
JAWABAN
#TANYAMHD
Hukum gadai itu boleh, asalkan barang gadaian tidak dijadikan objek manfaat bagi pegadaian, karena barang gadaian itu hanya sebagai jaminan hutang. Jadi menggadaikan sawah itu aslinya boleh saja, yang menyebabkan riba adalah semisal Sawahku saya gadaikan 10 juta selama 2 tahun, tapi jangan ditanami ya. Ternyata ditanami oleh pihak penggadai, ini namanya riba.
Pasport, karena Tidak boleh / Tidak sah menggadaikan barang yang tidak boleh / tidak sah diperjualbelikan, juga tidak boleh barang yang digadaikan berupa manfa’at.
Sewa dan gadai itu dua akad yang berbeda, sewa adalah penyerahan benda dalam sebuah akad, untuk diambil mamfaat benda dengan harga dan dalam masa tertentu. Jadi sewa itu menjual manfaat. Gadai adalah benda untuk jaminan dalam akad Hutang.
Walohu a’lam. [Tgk Hasbouh, Abd Jabbar, Dereng Gadah, Bucek Siansu].
Baca juga :
http://www.piss-ktb.com/2011/11/623-muamalah-memanfaatkan-barang.html
Referensi :
فتح القريب المجيب
وهو لغة الثبوت وشرعاً جعل عين مالية وثيقة بدين يستوفى منها عند تعذر الوفاء، ولا يصح الرهن إلا بإيجاب وقبول، وشرط كل من الراهن والمرتهن أن يكون مطلق التصرف، وذكر المصنف ضابط المرهون في قوله
(وكل ما جاز بيعه جاز رهنه في الديون إذا استقر ثبوتها في الذمة)
Rahn (gadai) secara bahasa bermakna tetap. Dan secara syara’ adalah menjadikan benda yang berharga sebagai jaminan hutang yang akan digunakan untuk melunasi hutang tersebut ketika sulit untuk melunasi.
Rahn tidak bisa sah kecuali dengan ijab (serah) dan qabul (terima).
Syarat masing-masing dari rahin (orang yang menggadaikan) dan murtahin (orang yang menerima gadai), adalah harus mutlakut tasharrauf (sah pentasaruffannya).
Barang Yang Digadaikan
Mushannif menyebutkan batasan marhun (barang yang digadaikan) di dalam perkataan beliau,
Setiap perkara yang boleh untuk dijual, maka boleh digadaikan sebagai jaminan hutang ketika hutang tersebut sudah menetap di dalam tanggungan.
IJAROH / SEWA
(Fasol) hukum ijaroh. Ijaroh yang mashur kasroh pada hamzahnya, namun ada juga mendommahkan. Yaitu menurut bahasa upah. Menurut syara’ akad pada manfaat yang jelas, yang disengaja, bisa didermakan dan hal yang boleh, dengan pengganti yang jelas/diketahui.